Temu Teknis Penyuluh Kehutanan Komoditas Aren Tahun 2025, yang berlangsung di Wanawiyata Widyakarya Mitra Mandala, menjadi ruang perjumpaan antara ilmu pengetahuan, tradisi lokal, dan strategi pembangunan global. Di antara para peserta, satu sosok mencuri perhatian: Uswandi Putra, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) asal Pulau Bawean, Jawa Timur. Ia hadir membawa semangat KTH Mustika Aren Desa Balikterus, kelompok tani hutan binaan BBKSDA Jawa Timur yang tumbuh perlahan namun teguh, dengan keyakinan kuat pada nilai keberlanjutan.
Dari Akar Pengetahuan Menuju Cakrawala Pemahaman
Keheningan pegunungan Hariang dipenuhi denyut semangat para penyuluh dan petani dari berbagai penjuru Nusantara. Kegiatan dibuka oleh Ketua Wanawiyata Widyakarya Mitra Mandala yang menegaskan pentingnya regenerasi pengetahuan serta penguatan kelembagaan petani aren sebagai garda terdepan konservasi berbasis masyarakat.
Kepala Pusat Penyuluhan Kehutanan turut memberikan arahan dan membuka kegiatan dengan doa bersama, menghadirkan suasana khidmat dan penuh harap. Di ruang pelatihan yang sederhana, peserta mulai menyelami materi awal—dari proses produksi gula aren hulu hingga hilir, penguatan organisasi kelompok, hingga evaluasi awal untuk memetakan kapasitas dan kesiapan masing-masing individu.
Sebagai putra asli Bawean, Uswandi Putra datang bukan sekadar menyadap nira, tetapi memanen pengetahuan yang tumbuh, berakar, dan menjulang seperti pohon aren yang menjadi sumber kehidupan banyak keluarga.
Nira, Waktu, dan Kebersihan: Fondasi Keberlanjutan
Fajar Hariang merekah di balik pegunungan, memantulkan kilau keemasan pada tetes-tetes nira yang perlahan mengalir dari luka kecil di batang aren. Hari kedua diisi praktik lapangan yang menuntut ketelitian, kesabaran, dan dedikasi tinggi. Peserta mempelajari teknik penyadapan pada waktu paling ideal saat pagi masih muda, embun belum menguap, dan alam belum terusik.
Kebersihan ditegaskan sebagai prinsip utama. Mulai dari pemotongan bunga jantan, penggunaan wadah bambu steril, hingga pemanfaatan bahan alami seperti sari batang kawao dan kulit manggis sebagai pengawet tradisional, semua diajarkan secara rinci dan aplikatif.
Teknologi oven pengering modern diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan daya simpan gula aren. Diskusi kelompok memperkaya wawasan tentang diversifikasi produk, dari gula semut, nira fermentasi, hingga sirup sehat yang siap menembus pasar ekspor.
Gula aren, di sini, tidak sekadar manis di lidah. Ia adalah simbol kesabaran, gotong royong, dan kearifan lokal yang diwariskan lintas generasi.
Dari Lereng Gunung Menuju Etalase Global
Hari ketiga menjadi titik terang. Jika dua hari sebelumnya membahas hulu dan proses produksi, maka hari terakhir mengarahkan pandangan ke hilir: pemasaran, sertifikasi, dan penciptaan nilai tambah.
Materi difokuskan pada strategi pengemasan untuk pasar ritel dan ekspor, pemahaman sertifikasi organik dan keamanan pangan, serta pendekatan pemasaran melalui kanal digital dan jejaring konvensional. Diskusi kelompok melahirkan gagasan tentang branding berbasis lokalitas, pemasaran komunitas, hingga perhitungan harga jual yang adil dan kompetitif.
Yang dijual bukan semata produk, melainkan cerita, identitas budaya, dan komitmen terhadap kelestarian alam.
Kesimpulan pun mengerucut: ekspor bukan monopoli pemodal besar. Ia bisa diraih petani dari pelosok, asalkan memahami pasar, menjaga kualitas, dan membangun kepercayaan.
Pulau Kecil, Asa yang Menjulang
Bagi Uswandi Putra, kepulangan ke Bawean bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari perubahan nyata. Ia membawa pulang bukan hanya pengetahuan, tetapi bara semangat. Bersama KTH Mustika Aren, ia berkomitmen menerapkan praktik terbaik—dari pemilihan bibit, perawatan tanaman, penyadapan beretika, hingga pengemasan dan pemasaran yang berdaya saing.
Melalui keterlibatan PKSM dalam kegiatan ini, Balai Besar KSDA Jawa Timur menegaskan bahwa konservasi bukan sekadar menjaga kawasan dan satwa, melainkan juga tentang manusia, penghidupan mereka, serta warisan budaya yang hidup dan lestari.
Partisipasi aktif Uswandi Putra menjadi bagian dari upaya konkret pemberdayaan masyarakat penyangga kawasan konservasi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa Pulau Bawean—sebuah sinergi antara pelestarian ekologi, penguatan ekonomi, dan keadilan sosial
Sumber: Bidang KSDA Wilayah II Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Order Sekarang! Chat WA atau Klik Shopee

