Pulau kecil di tengah Laut Jawa ini selama ini dikenal dunia lewat rusa endemiknya, Axis kuhlii, simbol konservasi Bawean. Namun di balik hutan dan pesisirnya, Bawean menyimpan kekuatan lain yang tak kalah bernilai: tiga berlian alam yang kini mulai dipoles—madu hutan, nira aren, dan kepiting bakau. Ketiganya bersinar bukan karena dongeng, melainkan karena kerja nyata masyarakat yang bernaung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH).
Pada Jumat (29/8), Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) melalui Bidang KSDA Wilayah II Gresik menggelar Pelatihan Peningkatan Usaha Ekonomi Produktif di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura. Kegiatan yang dirangkai dengan sosialisasi Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) dan Penilaian Kelas KTH ini menjadi momentum penting bagi tiga KTH unggulan Bawean: KTH Mutiara Madu, KTH Mustika Aren (produsen Sorren), dan KTH Putra Daun.
Dalam suasana hangat dan dialogis, Supaji, Sekretaris Kecamatan Tambak, menyampaikan apresiasinya.“BBKSDA Jatim hadir bukan hanya menjaga hutan, tetapi juga menguatkan masyarakat. Dukungan ini terasa nyata, terutama bagi KTH Mutiara Madu yang kini semakin percaya diri melangkah,” ujarnya.
Pernyataan senada disampaikan Syahidan, Sekretaris Desa Daun. Ia mengingatkan bahwa Pemerintah Desa Daun pernah terlibat langsung mendukung KTH Putra Daun melalui pengadaan sarana perikanan saat peresmian kawasan Mangrove Hijau Daun.
Konservasi yang Menyentuh Dapur Warga
Pelatihan menghadirkan Eka Heryadi, S.Hut., yang mengulas pentingnya NTE sebagai indikator denyut ekonomi kelompok.
“Angka bukan sekadar rupiah. Ia merekam kehidupan, kerja kolektif, dan keberlanjutan KTH,” tegasnya.
Materi dilanjutkan oleh Dini Rahmawati, A.Md.Akun., yang menjelaskan mekanisme penilaian kelas KTH. Menurutnya, kelas KTH bukan simbol administratif, melainkan pintu menuju akses pendanaan, pendampingan, dan jejaring kemitraan yang lebih luas.
Hasil penilaian memotret peta kekuatan baru KTH Bawean:
-
KTH Mutiara Madu: Nilai 660 (Kelas Madya)
-
KTH Putra Daun: Nilai 730 (Kelas Utama)
-
KTH Mustika Aren: Nilai 890 (Kelas Utama – tertinggi), dengan produk andalan Sorren, gula aren khas Bawean yang mulai dikenal luas
Capaian ini bukan garis akhir, melainkan pijakan awal untuk melompat lebih jauh.
Dari Pertanyaan Lapangan Menuju Masa Depan
Diskusi peserta memunculkan kegelisahan yang jujur dan membumi:
Bagaimana meremajakan pohon aren yang mulai menua?
Bagaimana menekan kematian bibit kepiting dari luar pulau?
Bagaimana menjaga koloni lebah agar tetap produktif di stup buatan?
Pertanyaan-pertanyaan ini bukan sekadar teknis, melainkan cermin pergulatan masyarakat yang menggantungkan hidup pada alam. Jawabannya akan menentukan apakah tiga berlian Bawean ini mampu terus bersinar atau justru meredup sebelum matang.
Konektivitas sebagai Kunci Ketahanan
Para pemateri menegaskan satu hal krusial: KTH tidak boleh berjalan sendiri. Usaha madu, gula aren termasuk Sorren dari KTH Mustika Aren dan kepiting bakau harus terhubung dengan jejaring lintas sektor. Tanpa konektivitas, usaha rakyat akan berhenti di tengah jalan.
Sebagai tindak lanjut, disepakati beberapa langkah strategis:-
Input NTE bulanan untuk menjaga arus data ekonomi kelompok.
-
Pengajuan sertifikasi resmi ke Dinas Kehutanan Jawa Timur.
-
Dorongan registrasi PKSM Bawean sebagai penguat kelembagaan.
-
Penyusunan RKT dan proposal sebagai prasyarat kerja sama dengan mitra strategis.
Bawean Menulis Bab Baru
Kini Bawean tengah menulis bab baru. Dari teduhnya hutan aren penghasil Sorren, dengung lebah madu di dahan, hingga mangrove yang memeluk laut, semuanya berpadu dalam satu narasi besar: konservasi yang hidup dalam keseharian masyarakat.
Tiga KTH ini bukan sekadar kelompok tani. Mereka adalah pionir. Mereka membuktikan bahwa konservasi bukan hanya soal menjaga satwa langka, tetapi juga menyalakan tungku dapur, menghidupi keluarga, dan menghadirkan martabat bagi masyarakat pulau kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota.
BBKSDA Jawa Timur menegaskan, jalan ini akan terus dijaga. Karena di Bawean, madu, Sorren, dan laut bukan sekadar komoditas—mereka adalah penjaga harmoni antara manusia dan alam. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah II Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Order Sekarang! Chat WA atau Klik Shopee

